Anak Muda Jangan Apolitis dan Fomo dalam Pemilu 14 februari mendatang

Kuninganglobal.com Pertama yang perlu kita sadari bahwa memang pemilu dan pemilih ini bukan sebuah kewajiban melainkan hak. Tetapi dilain sisi kita juga harus memiliki kesadaran bahwa inilah momen dimana kewajiban moral diuji untuk menentukan estafet kepemimpinan dan arah bangsa ke depan.

Selain itu, kita harus memiliki rasa kepemilikan atau rasa memiliki (sense of belonging) terhadap situasi ataupun momen Pemilu ini, karena selain daripada Pemilu tidak ada batas maksimal ataupun minimal suara yang diperoleh. Melainkan ada legitimasi Pemilu yang akan ditentukan dan akan menentukan kondusifitas negara kita setelah Pemilu 14 Februari mendatang.

Maka, bagi teman-teman yang masih memiliki sikap apolitis atau apatisme kultural masih menjalar dan menjadi persoalan yang terus dihadapi anak muda saat ini.

Siasat yang harus kita mempertimbangkan adalah tentang bagaimana kontribusi kita 56 sekian persen ini cukup diperhitungkan dalam menentukan siapa presiden atau siapa calon legislatif yang akan kita pilih ke depan.

Selanjutnya, jangan FOMO atau hanya ikut-ikutan dengan terjebak dan terjerumus pada algoritma media sosial yang itu jarang atau menyesatkan. Kita sadar sebagai anak muda atau pemilik pemula harus menjadi agen of social control dimana dalam upaya mendemokratisasi proses Pemilu. Dan yang paling terpenting dalam momen ini adalah pesta demokrasi dengan memilih atau meringankan langkah kaki kita menuju TPS, dengan bagaimana kemudahan-kemudahan TPS lokasi khusus yang sudah diterapkan.

Terakhir adalah kepada seluruh lembaga penyelenggara Pemilu dan juga para kontestan Pemilu, jangan posisikan anak muda atau pemilih pemuda hanya sebagai objek politik, tapi juga libatkan kami sebagai subjek politik itu sendiri, untuk menentukan kebijakan, untuk menjadi penentu tentang bagaimana arah kepemimpinan bangsa ini ditentukan setelah tanggal 14 februari mendatang.

Baca Juga:  Warga Awiluar Ikuti Pencoblosan Pemilu 2024 di 2 TPS

Anak muda bukan hanya memilih namun juga memilah, anak muda harus menjadi pemilih yang rasional bukan yang irasional untuk menentukan arah bangsa ke depan.

Penulis: Uhin Maftuhin

Editor: Deliya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *