Kuninganglobal.com – Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), tepatnya hari ini Jumat (22/09/2023) Dosen dan Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan telah melaksanakan PKM di Desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan yang ditetapkan sebagai lokasi Desa Binaan Program Terpadu P2WKSS Tahun 2023 sesuai Surat Keputusan Bupati Kuningan No. 260/KPTS.417-DPPKBP3A/2020.
Program P2WKSS merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan peran serta wanita dalam pembangunan keluarga yang dilaksanakan secara lintas sektoral dengan sasaran 100 KK binaan.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan telah mengajukan permohonan kepada ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan, Dr. Nanan Abdul Manan, M.Pd. dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dalam penanggulangan stunting.
Oleh karena hal tersebut, STKIPMKu merespon dengan baik sebagai salah satu wujud pengamalan Catur Dharma Perguruan Tinggi bidang Pengabdian kepada Masyarakat.
“Fokus pemerintah terhadap penanganan stunting sangat ditekankan. Maka dari itu, dengan adanya APBD setiap tahun di Desa Gunungsari dapat melakukan penanganan stunting. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemdes merupakan salah satu ajang pengetahuan untuk ibu-ibu mengenai bagaimana mengurus bayi dengan baik,” tutur Wawan Darmawan selaku Kepala Desa Gunungsari.
Pada kegiatan PKM tentang “Edukasi Pencegahan dan Penanganan Stunting Terhadap Masyarakat” dihadiri langsung oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Cimahi, H. Diding Wahyudin, S.Kep., Ners sekaligus mewakili Camat Cimahi, Ketua LPPM STKIP Muhammadiyah Kuningan, Dr. Oman Hadiana, M.Pd, perwakilan PLKB Provinsi, Ade Leman, S.IP, dan Kepala Desa Gunungsari, Wawan Darmawan, S.T.
“Dalam penanggulangan stunting bidang kesehatan tentu menjadi peran yang sangat penting. Tetapi tidak hanya aspek fisik melaikan juga perlu diperhatikan dari aspek kognitif, kecerdasan otak perlu dipersiapkan agar bonus demografi dapat tercapai,” ucap Oman Hadiana, Ketua LPPM STKIPMKu.
Turut hadir pula Tim Pengabdian kepada Masyarakat berjumlah 12 orang yang di dalamnya adalah Dosen STKIP Muhammadiyah Kuningan, diantaranya Ratnawati, M.Pd, Yani Fitriyani, M.Pd, Tio Heriyana, M.Pd, Hana Astria Nur, M.Pd, Dani Nurdiansyah, M.Pd. Begitupun mahasiswa yang ikut serta dalam PKM ini yaitu, Amelia (PJKR 7), Lestari Wijayanti (PGSD 7), Inayah Wulandari (PMTK 7), Elma Homidah (PG-PAUD 7), Nia Daniati (PGSD 7), Siti Syara Fauziah (PGSD 7), Deliya Anitiara Rufikah (PTIK 5), Dion Adi Yanto (PTIK 7) dan tamu undangan.
Program yang dilaksanakan kepada masyarakat Desa Gunungsari sasaran utamanya ialah ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki balita.
Dalam sambutannya, Kepala Puskesmas Kecamatan Cimahi, H. Diding Wahyudin, S.Kep., Ners, mengatakan “Tahun 2023 di Desa Gunungsari sudah ada 11 kasus stunting. Harapan saya, jangan sampai ada lagi yang melahirkan anak-anak beresiko stunting. Maka, perlu adanya pencegahan dan penanggulangan stunting terhadap masyarakat”, tegasnya.
Adapun materi yang disajikan berupa edukasi Cegah Stunting Demi Generasi Cemerlang (Yani Fitriyani, M.Pd.), Gizi dan Tahapan Menyusui (Seli Salimah, A. MD. Nutrisionist dari Puskesmas Cimahi), Media Bibliotherapy sebagai Upaya Penanganan Speech Delay pada Anak Stunting (Ratnawati, M.Pd.), Stunting dan 1000 Hari Pertama Kelahiran/HPK (Tio Heriyana, M.Pd.), Pendampingan bersama Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan menu Dapur Sehat Atasi Stunting/DASHAT (Dani Nurdiansyah, M.Pd) serta demo pembuatan makanan sehat yang disampaikan oleh mahasiswa.
Beberapa aspek yang ditekankan dalam program P2WKSS meliputi peningkatan pengetahuan dan keterampilan terkait kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan komunikasi efektif dalam keluarga di tingkat desa.
Harapan terhadap masyarakat dapat berprilaku hidup sehar, terhindar dari risiko TRIAD KRR, pendewasaan usia perkawinan, dan menjadi agen perubahan.
Perlu diketahui Stunting merupakan kondisi terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak karena kekurangan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan yang berlangsung lama. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat dikatakan terkena stunting, yaitu tanda pubertas terlambat, pertumbuhan terhambat, wajah tampak lebih muda dari usianya, usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan eye contact, pertumbuhan gigi terlambat, dan performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
Salah satu penyebab stunting adalah gangguan perkembangan otak yang akan mempengaruhi kemampuan berfikir anak dalam memperoleh bahasa untuk berkomunikasi. Kurang sempurnanya dalam memperoleh bahasa akan mengakibatkan anak mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara.
Sebagai upaya penanganan speech delay pada anak stunting. Maka, media Bibliotherapy berupa buku terapi dapat menjadi solusi dengan teknik bercerita dan bernyanyi melalui gambar yang dikemas menjadi terapi berkisah yang menyenangkan.
Dalam penanganan stunting, didukung oleh adanya Tim Pendamping Keluarga yang merupakan sekelompok tenaga dari bidan, kader PKK dan Kader Posyandu. Dengan tujuan untuk meningkatkan akses informasi dan pelayanan kepada keluarga beresiko stunting.
Bagian dari alur pendampingan keluarga diantaranya, calon pengantin, pasangan usia subur, masa kehamilan, masa nifas, balita 0-23 bulan, dan balita 24-59 bulan.
Pada kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) merupakan kegiatan pelatihan untuk membuat makanan bagi ibu hamil dan balita dengan bahan lokal.
Tepatnya pada kegiatan PKM di Desa Gunungsari, mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan mempraktikan pembuatan makanan sehat dengan bahan lokal atau yang mudah didapatkan, seperti pembuatan dimsum dan kimbab telur.
Berprilaku sehat dan meperhatikan gizi makanan untuk ibu hamil dan balita merupakan langkah awal yang akan mempengaruhi penurunan stunting, karena stunting akan terlihat dan terasa dampaknya ketika sudah beberapa tahun kemudian. (Deliya)