Opini  

Rokok dan Ancaman Kesehatan Masyarakat

Kuninganglobal — Perokok aktif di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, sebanyak 28,62% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas tercatat sebagai perokok. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah di tahun-tahun mendatang.

Menurut GoodStats, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memproyeksikan bahwa pada tahun 2025, jumlah perokok di Indonesia bisa mencapai 38,7% dari total populasi usia 15 tahun ke atas. Proyeksi ini disusun berdasarkan data dari 165 negara. Berdasarkan angka tersebut, Indonesia menempati urutan kelima sebagai negara dengan proporsi perokok tertinggi di dunia, setelah Nauru, Myanmar, Serbia, dan Bulgaria. Perlu dicatat bahwa data ini hanya mencakup pengguna produk tembakau, baik yang dibakar maupun tidak, dan tidak termasuk pengguna rokok elektrik non-tembakau.

Kementerian Kesehatan RI melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 melaporkan bahwa jumlah perokok aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 70 juta orang. Yang mengkhawatirkan, sekitar 7,4% dari jumlah tersebut merupakan anak-anak dan remaja berusia 10–18 tahun.

Merokok bukan hanya berbahaya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar. Dalam sebatang rokok, terdapat lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti penyakit paru-paru kronis, stroke, serangan jantung, katarak, kanker leher rahim, bahkan keguguran pada ibu hamil.

Rokok merupakan salah satu penyebab utama penyakit tidak menular yang dampaknya baru terasa setelah 2 hingga 10 tahun. Namun, dampaknya bisa lebih cepat dan parah pada perokok pasif, terutama anak-anak dan balita. Asap rokok memiliki sifat residu yang menempel di pakaian, kulit, rambut, perabot rumah tangga, hingga dinding rumah. Artinya, bila seseorang merokok di dalam rumah, maka seluruh anggota keluarga berpotensi terpapar zat berbahaya tersebut.

Baca Juga:  Teknologi Dalam Evaluasi Pengembangan Diri

Bahaya rokok tidak hanya menyerang perokok itu sendiri, tetapi juga anggota keluarga lainnya. Rokok dapat membunuh secara perlahan dan pasti. Bahkan setelah berhenti merokok, risiko terkena penyakit kronis seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker tetap ada. Namun, peluang untuk mengurangi risiko tersebut tetap terbuka, jika seseorang memiliki niat kuat untuk berhenti. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain: mengurangi konsumsi rokok secara bertahap, menghindari lingkungan perokok, meningkatkan aktivitas fisik seperti olahraga, dan membangun pergaulan yang sehat dengan orang-orang yang tidak merokok.

Semoga informasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi siapa saja yang ingin memulai hidup lebih sehat dengan berhenti merokok.

Oleh: Hamdan, SKM., MKM (Dosen program Studi S1 kesehatan Masyarakat. FIKES UBHI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Depo 25 Bonus 25

Mahjong Slot

https://koleksi.upmk.ac.id/lib/mahjong/