Kuninganglobal.com — Sudah bukan rahasia umum ketika para pelajar paling menghindari “besok kita akan ulangan atau anak-anak besok kita akan ulangan”. Kenapa sih? karena bagi mayoritas peserta didik kata ulangan,ujian,atau evaluasi suatu pelajaran adalah sebuah mimpi buruk.
Sebetulnya soal-soal yang keluar saat ulangan atau ujian an3 Clash selalu melindungi Eng dari materi yang telah disampaikan. Namun, cara atau metode atau media yang diterapkan pada ulangan atau ujian yang menjadi problem bagi peserta didik. Karena ujian atau ulangan yang berjalan dari dulu hingga saat ini ini lebih terkesan formal dan justru menekan mental para peserta didik.
Sehingga apa yang telah mereka hafal dan pelajari biasanya seketika buyar atau ngeblank meskipun mereka belajar dengan sistem kebut semalam. Sehingga diperlukan keterampilan seorang pendidik untuk memodifikasi metode evaluasi agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dulu saat saya masih duduk di bangku SMA, Saya pernah dididik dan diajar oleh seorang guru sekaligus Ustaz Beliau bernama bapak Arip Rip’ai, Spd.I.ST tepatnya di sekolah SMAs Muhammadiyah Singaparna, Tasikmalaya.
Setiap beliau memberi tahu kami besok atau minggu depan ulangan respon yang diberikan oleh kami selaku peserta didik dan murid beliau bukan respon keluhan yang keluar atau terlontar dari kami justru sorakan bahagia yang menantikan hari esok tiba seakan besok kita akan dikasih apa gitu padahal kita mau ulangan.
Kok bisa?
Pertama, metode atau cara ulangan yang beliau terapkan tidak terlalu formal namun tertib serta kondusif. Kedua, metode ulangan bukan sekedar mengasah pemahaman maupun hafalan saja tetapi juga kerjasama antar individu atau kelompok dan bukan lagi ulangan berbasis menggunakan media kertas atau online melainkan praktek secara langsung dan dimodifikasi dengan sangat menarik.
Salah satu media yang digunakan ialah ular tangga, caranya sama seperti kita main ular tangga pada umumnya, yang berbeda disini ialah setiap kita sampai pada kotak atau angka atau nomor setelah melempar dadu kita akan diberikan 1 pertanyaan dan harus langsung menjawab apabila sudah terjawab dengan benar maka kita akan mendapatkan poin atau nilai.
Kemudian apabila setelah melempar dadu dan keluar angka, misal kita mendapat angka 5 bertemu dengan ular seperti biasa kita akan turun ke kotak dimana ekor ular tadi berada dan kita akan diberikan satu pertanyaan atau tantangan untuk mendapatkan nilai maupun point.
Nah jadi penerapan modifikasi atau media evaluasi pembelajaran di atas sangat memperkecil yang namanya budaya mencontek, menghambur-hamburkan kertas, kerjasama kelompok yang baik.
Kemudian satu hal yang paling penting adalah para peserta didik menyerap dengan baik materi yang disampaikan ditambah dengan cara penyampaian materi yang baik lagi menarik semakin meningkatkan hasil belajar para peserta didik dan point pentingnya juga para peserta didik tidak akan mengeluh dengan ketika akan ulangan,ujian maupun evaluasi pembelajaran.
Penulis: Windi Maharani, mahasiswi semester 3 Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan