Kuninganglobal.com — Pertanyaan ini menjadi menarik di tengah dunia kampus yang makin luwes dan global, di mana interaksi yang terjalin antar-mahasiswa tidak hanya terjadi dalam lingkungan kampus mereka belajar itu sendiri, namun justru lebih luas, bahkan secara internasional.
Konsekuensi dari pergaulan mahasiswa yang makin luas tersebut adalah pergeseran spektrum pikir dan gerakan mahasiswa itu sendiri. Misalnya dalam skala kecil, dari gerakan yang bersifat eksklusif-ideologis, bertransformasi menjadi gerakan inklusif-kolaboratif, seperti gerakan berbasis teknologi, layaknya start-up.
Melihat interaksi mahasiswa yang makin dinamis tersebut, sebenarnya layak bagi kita untuk bertanya, seberapa relevankah organisasi mahasiswa bagi mahasiswa itu sendiri hari ini? Saya tertarik untuk membahasnya menjadi tiga aspek: ikatan interaksi, common issues, dan kebutuhan anak muda hari ini.
SEBERAPA RELEVAN?
Organisasi mahasiswa hari ini adalah kebutuhan mahasiswa itu sendiri. Dengan derasnya wacana teknologi 5.0 dan sejenisnya, tidak dapat disalahkan jika mahasiswa hari ini lebih aktif di isu-isu yang dapat membantunya untuk lebih siap dan mapan di masa mendatang. Salah satunya adalah penguasaan teknologi.
Itulah mengapa, dalam 5 tahun ke belakang, kita melihat menjamurnya anak-anak muda yang memilih untuk bergerak melalui jalur inovasi teknologi daripada menjadi seorang organisatoris dalam sebuah organisasi kampus. Selain karena tuntutan zaman yang sudah berubah, bergerak dalam dunia inovasi teknologi dianggap lebih menjanjikan di masa mendatang di mana teknologi makin berperan penting bagi manusia.”
BENANG MERAH
“Secara pribadi, saya masih optimis jika organisasi kampus yang sudah mapan selama ini, baik di lingkungan internal maupun di eksternal kampus, akan tetap bertahan dalam beberapa kurun waktu mendatang. Namun, penting juga bagi teman-teman aktivis yang selama ini aktif di organisasi tersebut untuk berpikir lebih reflektif: apakah organisasi ini yang mahasiswa butuhkan hari ini?”
Dari beberapa paparan di atas, ada baiknya bagi teman-teman untuk sedikit memodifikasi wacana ataupun cara bergerak selama ini.”
Opini: Izzatun Nawawi