Opini  

Kenakalan Remaja

Landasan Teori individu, Masyarakat dan Interaksi Sosial

Individu merupakan seseorang yang bersifat utuh yang tidak dapat dibagi dan memiliki suatu keunikan. Menurut kartohadiprojo dalam Soekanto (2003), arti individu merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang di dalam dirinya itu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga,ras, serta rukun. Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu fikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu Masyarakat yang menjadi latar individu tersebut. Ditandai dengan dimana individu berusaha menempatkan perilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut.

Masyarakat merupakan kumpulan dari individu yang mempunyai adat, aturan, norma, hukum dan budaya. Menurut Setiadi dalam Tejokusumo (2014:38), masyarakat merupakan manusia yang senantiasa berhubungan (berinteraksi) dengan manusia lain dalam suatu kelompok, kehidupan masyarakat selalu berubah (dinamis) merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindari. Masyarakat sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, sebuah keniscayaan manusia bisa hidup secara individual dalam lingkungannya.

Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Yang melatarbelakangi baik buruknya  interaksi sosial adalah aturan, nilai, budaya, dan hukum. Biasanya, hubungan atau interaksi ini dilakukan secara teratur atau terstruktur, dengan adanya kelompok sosial ini setiap individu dapat saling berinteraksi dan membantu satu sama lain. Dalam kehidupan sosial di masyarakat tidak selalu positif dan menyenangkan. Dalam lingkungan masyarakat, berbagai macam permasalahan sosial menjadi konsekuensi dari interaksi dan hubungan antar individunya yang tidak selalu positif. Contoh dari permasalahan sosial yang sedang marak terjadi akhir-akhir ini yaitu kenakalan remaja.

Baca Juga:  Menyeimbangkan Antara Kuliah, Organisasi dan Kepentingan Pribadi

Permasalahan Individu di dalam Keluarga

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat di katakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dikatakan dewasa. Masa remaja adalah masa yang labil dimana seseorang harus menemukan jati dirinya, memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Pada masa remaja sering terjadi konflik atau permasalahan yang di sebut dengan ” kenakalan remaja“.

Kenakalan remaja adalah suatu permasalahan yang banyak terjadi di lingkungan masyarakat. Suatu pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja yang tindakannya menyimpang. Kenakalan remaja kebanyakan dilakukan oleh mereka yang gagal dalam mengembangkan emosi jiwanya, mereka tidak bisa menahan diri terhadap hala baru yang masuk ke dalam dirinya, yang menimbulkan sikap yang tidak seharusnya dilakukan.

Akhir-akhir ini kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai usia dewasa. Banyak bentuk kenakalan remaja yang terjadi saat ini antara lain, di lingkungan sekolah, siswa melakukan perilaku yang menyimpang seperti merokok, bolos jam pelajaran, pembulian, dan bermain hp saat belajar.

Faktor penyebab permasalahan

Kenakalan Remaja ini timbul dari beberapa faktor diantaranya yaitu :

1) Faktor internal, lemahnya kontrol diri (labil) yang tidak bisa membedakan antara tindakan yang bisa diterima atau tidak dapat di terima akan terseret pada perilaku yang bisa dikatakan “nakal”.

2) Faktor eksternal

Orang tua, kurangnya perhatian orang tua. Misalnya orang tua yang terlalu sibuk kerja, meskipun kerja memang penting tetapi menghabiskan waktu hanya untuk bekerja membuat anak akan murung dan malas  sehingga anak kurang mendapatkan kasih sayang dan bimbingan dari keduanya ini memicu terjadinya kenakalan remaja.

Baca Juga:  Musnahkan Predator dalam Dunia Pendidikan, Stop Kekerasan Seksual

Pengaruh lingkungan sekitar, lingkungan adalah faktor atau penyebab kenakalan remaja yang paling signifikan terjadi pada waktu atau perilaku seorang remaja. Remaja adalah masa yang labil, ketika lingkungan jauh dari moral dan memberikan perilaku negatif sangat berpengaruh terhadap remaja untuk mengikuti karakter lingkungannya.

Sekolah, bukan hanya sebatas tempat belajar tetapi sekolah juga bisa sebagai pemicu terjadinya kenakalan remaja. Misalnya pergaulan dalam memilih teman kita harus pintar-pintar memilih teman karena bisa saja teman akan membawa pengaruh negatif terhadap watak dan perilaku kita.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja diantaranya, akan berdampak bagi dirinya sendiri baik dari segi fisik maupun mental. Dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur, sedangkan dampak bagi mental yaitu akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika.

Solusi dan upaya penanggulangan dari permasalahan

Dari berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini sebagai mana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Diantaranya di lingkungan kecil seperti keluarga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun. Karena dengan adanya rasa kasih sayang dari orang tua maka anak akan merasa diperhatikan dan dibimbing dan dengan kasih sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika ia mulai melakukan kenakalan.

Selain itu, usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus yang dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan ke sekolah-sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.

Baca Juga:  Jangan Sampai Gelar S.Pd Mejadi Sarjana Penuh Derita

Penulis: Mahasiswa Prodi PGSD 1D: Anisa Sakina Andini; Dina Lutfiyani; Fikri Haikil; Resti Indriani; Reza Muhamad Faried; Rima Rachmawaty; Ummu Zahra; Windi Kartika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *