Kuninganglobal.com — Banyak orang yang mengidentifikasi ciri seseorang yang pintar itu dengan melihat nilai akademik, namun kepintaran seseorang dapat dilihat dari aspek pengetahuan yang bisa didapat tidak hanya dari dunia pendidikan semata tetapi juga bisa didapat dari pengalaman di lingkungan sekitar, serta bisa didapat dari aspek sikap dan aspek keterampilan.
Apakah kepintaran seseorang hanya bisa diukur dari sebuah nilai? Tidak, karena banyak kita temukan orang-orang disekitar kita yang memiliki nilai bagus tapi ternyata jalan pikirannya sempit, bahkan nilai akademis yang tinggi tidak selalu menghasilkan orang-orang yang kuat secara moral dan profesi.
Setiap manusia memiliki keunggulan yang berbeda kita tidak bisa menyamakan satu dengan yang lainnya, terkadang ada orang yang sangat pintar secara akademis tetapi mereka tidak bisa melakukan praktek nya diluar lingkungan sekolah, ada juga orang yang memiliki keunggulan dibidang lain seperti memiliki jiwa seni yang bagus tetapi sekolahnya kurang baik.
Contonya Bill Gates beliau putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikannya, dia memilih untuk fokus pada suatu bidang minat yang dimilikinya, sehingga beliau menjadi orang terkaya di amerika serikat.
Bukan berarti pendidikan itu tidak penting, dengan pendidikan dapat membuat seseorang lebih dihargai oleh orang lain tapi jangan pernah berpikir bahwa jika gagal di sekolah maka tidak bisa menjadi seseorang di dalam masyarakat.
Hal penting yang perlu dikembangkan untuk membangun karir yang lebih sukses yaitu dengan meningkatkan sosial skill yaitu keterampilan yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi baik secara verbal maupun non verbal.
Sosial skill ini dimana seseorang tidak dinilai dengan huruf atau angka, karena yang harusnya diajarkan pada anak yaitu bagaimana bisa enjoy belajar tanpa tekanan untuk mendapatkan nilai yang diidam-idamkan oleh orang tua atau guru mereka.
Sebaiknya orang tua maupun diri kita sendiri jangan terlalu menekankan harus mendapat nilai yang bagus karena hal tersebut dapat membuat seseorang tidak mengkomunikasikan apa yang sebenarnya dibutuhkan kepada guru ataupun orang tua nya.
Penulis: Novera Nursalimah, Mahasiswi Prodi PGSD 3B STKIP Muhammadiyah Kuningan