Opini  

Gempa Bumi: Fenomena Alam dan Perilaku Manusia

Warga masyarakat Kuningan Jawa Barat dibuat geger dengan adanya Gempa bumi baru-baru ini. Kalau boleh jujur, Gempa bumi itu mirip-mirip dengan jomblo yang patah hati. Tiba-tiba datang, mengguncang, bikin panik, dan setelah itu meninggalkan jejak yang tak terlupakan. Bedanya, kalau patah hati masih bisa disembuhkan dengan kopi dan curhatan. Gempa bumi butuh yang namanya rekonstruksi dan trauma healing. Nah, kali ini kita tidak akan bahas soal mantan, tapi mari kita coba introspeksi diri lewat fenomena gempa bumi.

Gempa bumi, dalam bahasa kerennya dikenal sebagai “seismic activity”, sebenarnya adalah cara bumi menyampaikan pesan: “Eh, manusia, saya juga punya hak buat marah lho!” Kalau diibaratkan, bumi itu seperti bapak-bapak yang jarang marah, tapi sekali marah, langsung bikin gemetar satu rumah. Dan, setiap kali gempa datang, tiba-tiba kita semua jadi religius. Doa-doa yang selama ini lupa dilantunkan, mendadak jadi aliran paling lancar dalam hitungan detik.

Dalam salah satu jurnal yang saya baca, tepatnya dari “Seismological Research Letters”, disebutkan bahwa aktivitas seismik ini adalah hasil dari pergerakan lempeng tektonik yang bertemu di zona subduksi (Lay, T., & Kanamori, H., 2015). Bayangkan saja lempeng tektonik ini seperti dua ekor kambing yang beradu kepala, saling dorong dan tiba-tiba, boom! Si bumi gemetaran. Apalagi kalau zona subduksinya dekat sama kita, siap-siap saja pakai helm kemana-mana.

Nah, introspeksi diri dimulai ketika kita sadar bahwa gempa ini bukan hanya soal tektonik semata. Di balik guncangan itu, ada pesan yang harus kita cerna, bahwa gempa bumi sering kali menjadi pemicu untuk perubahan sosial dan perilaku manusia. Lihat saja, setiap kali gempa besar terjadi, orang-orang mulai peduli dengan bangunan yang tahan gempa, mulai rajin latihan evakuasi, dan tiba-tiba jadi akrab sama tetangga. Kita jadi sadar betapa rapuhnya hidup ini dan betapa pentingnya saling menjaga.

Baca Juga:  Pentingnya Guru Bersikap Adil

Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari gempa bumi ini? Pertama, mari kita berhenti sok jagoan mengutak-atik alam. Kita sudah lihat sendiri, ketika alam marah, kita hanya bisa lari terbirit-birit. Kedua, gempa bumi mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini tidak ada yang pasti. Hari ini kita bisa bersantai di kafe, besoknya bisa saja rumah kita ambruk karena gempa. Jadi, jangan terlalu ngoyo mengejar materi, coba sesekali luangkan waktu untuk merenung dan bersyukur.

Terakhir, gempa bumi mengajarkan kita tentang pentingnya kebersamaan. Saat gempa, kita butuh satu sama lain untuk saling menguatkan dan membantu. Jadi, mari kita jaga solidaritas dan rasa kemanusiaan, karena ketika guncangan datang, hanya kebersamaan yang bisa membuat kita tetap berdiri tegak.

Oleh: Agus Saeful Anwar (Dosen Universitas Muhammadiyah Kuningan)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Depo 25 Bonus 25

Mahjong Slot

https://koleksi.upmk.ac.id/lib/mahjong/