Kuninganglobal.com — Kok bisa sih gelar hanyalah selembar kertas?. Banyak ahli yang mengatakan di jaman ini gelar bukan lagi jaminan kompetensi. Ini adalah kebenaran fakta yang sudah lama terjadi, khususnya perguruan tinggi di Indonesia. Kenyataannya masyakat Indonesia lebih terpaku pada formmalitas gelar semata.
Contohnya seorang petani yang lebih megetahui seluk beluk padi, tetapi sayangnya petani tersebut dianggap tidak mengerti karena masyarakat menganggap orang yang memiliki gelar dianggap lebih mengerti karena dianggap sebagai orang yang berilmu.
Susi Pudjiastuti juga mengatakan “Gelarmu hanyalah selembar kertas, pendidikanmu terlihat dalam perilakumu”. Sebagai seorang mahasiswa kata-kata itu sangat menampar pribadi saya, bahwasannya saya sebagai mahasiswa ketika nanti dinyatakan LULUS yang dijadikan tolak ukur dalam kehidupan masyarakat bukan ditinjau dari gelar yang didapat.
Melainkan hasil pendidikan yang didapat ketika saya menempuh instansi pendidikan, bagaimana pendidikan yang didapat oleh saya mampu menrubah perilaku saya menjadi pribadi yang lebih baik.
Agar dapat terlaksananya perubahan perilaku pribadi yang lebih baik, maka setiap individu seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik. Contohnya ketika seseorang berhasil mengubah perilakunya menjadi peibadi yang baik melalui pendidikan yang ia dapatkan, individu tersebut memiliki kesadaran akan kejujuran, berbuat adil, bersyukur, dll.
Namun saat ini banyak ahli menilai bahwasannya pendidikan belum mampu membentuk perilaku ideal para peserta didiknya. Bahkan lebih ironis lagi banyaknya ditemukan seorang guru/tenaga pengajar bahkan belum mampu mengurus ditinya sendiri secara sepenuhnya.
Dalam hal ini, sebagai penulis perilaku yang ideal yang dimaksud diatas adalah segala sesuatu yang bersumber atas kesadaran dirinya sendiri yang diperkuat dengan kemauan hati nurani untuk terus mengevaluasi segala kekurangan yang dimiliki.
Ada dua faktor yang dapat membentuk suatu perilaku yang ideal, yakni faktor internal yang berasal dari kesadaran dirinya sendiri dan faktor eksternalnya yaitu pengaruh lingkungan sosial baik itu dalam masyarakat maupun instansi pendidikan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Contoh faktor eksternal ini apabila individu itu bergaul dengan individu-individu lain yang kurang memiliki kesadaran akan kejujuran, berbuat adil dan lain sebagainya maka individu tersebut dapat berperilaku sedemikian, hal itu juga ditunjang dari kurangnya tingkat kesadaran individu tersebut.
STKIP Muhammadiyah Kuningan yang memiliki Visi “Menjadi Perguruan Tinggi yang Unggul dalam Bidang Pendidikan, Teknologi dan Kewirausahaan yang Berlandaskan Nilai-nilai Islam”. Dengan Misinya:
- Meningkatkan proses pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang unggul dengan basis ilmu pendidikan dan keguruan yang terprogram dan terarah pada program studi yang diselenggarakan.
- Mentransformasikan perkembangan teknologi kekinian dengan basis analisis kebutuhan dalam proses pendidikan dan pengajaran yang mengedepankan nilai-nilai inovatif.
- Menumbuh kembangkan kreativitas kewirausahaan yang merupakan diversifikasi luaran pendidikan dan pengajaran dengan basis keilmuan kolaboratif.
- Menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah pada setiap pelaksanaan Catur Darma Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan pola keteladanan dan habituasi amal soleh yang harus dilakukan oleh segenap civitas akademika.
Sebagai mahasisiswanya sejauh mana saya mengikuti mekanisme pendidikan yang dilakukan di kampus STKIP Muhammadiyah Kuningan, pribadi saya menilainya sangat cocok agar dapat mengubah perilaku pribadi seseorang menjadi lebih baik, karena tidak hanya pendidikan pengetahuan umum yang dipelajari melainkan pengetahuan-pengetahuan tentang keagamaannya pun diajarkan.
Dua pendidikan ini sangat efektif untuk dapat merubah perilaku kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dalam hal ini seperti yang diterangkan diatas, bahwa faktor-faktot yang dapat mendukung individu itu menjadi perilaku yang baik karena adanya faktor internal dan eksternal.
Penulis: Miftahul Farhan Prodi PGSD 3 B STKIP Muhammadiyah Kuningan