Kuninganglobal.com — Pendidikan moral di sekolah merupakan upaya preventif untuk mencegah kasus-kasus pelanggaran moral yang tunduk pada anak sekolah dasar. Pendidikan moral harus diberikan kepada anak-anak sesegera mungkin. Pendidikan moral dapat diluncurkan dalam lingkungan keluarga sejak kelahiran anak. Setelah usia anak, pendidikan moral dapat dilanjutkan di sekolah.
Pengaruh globalisasi juga memiliki dampak negatif pada penurunan kualitas moral atau moralitas anak. Masyarakat sudah mulai gelisah dan khawatir tentang moral anak-anak mereka. Dapat dikatakan bahwa Logaritma Karanganyar adalah sekolah yang lebih tinggi karena menjadi sekolah hanya utama yang telah menerapkan sistem sekolah sehari penuh di kecamatan Karanganyar dan berfokus pada pendidikan moral bagi anak-anak, harus menjadi contoh sekolah dalam hal pelaksanaan moralitas pendidikan di sekolah.
Evaluasi program pendidikan moral di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar, yang meliputi proses pembelajaran dan dukungan dan kerjasama dari orang tua siswa, warga sekolah dan lingkungan sekolah. Kemudian pada sikap keagamaannya seperti salinan yang diberikan oleh guru. Kemudian, pada sikap tanggung jawab, guru selalu datang satu jam bahwa guru juga membuat kewajibannya sebagai seorang pendidik. Kemudian, komponen sumber daya manusia dan fasilitas infrastruktur masih perlu ditingkatkan. Dan pelaksanaan pendidikan yang mulia dari waktu pelaksanaan dan metode yang digunakan dalam kategori yang tepat, tetapi dalam model penilaian moral yang mencapai 50% dalam kategori biasa-biasa saja.
Maka solusi yang dilakukan adalah perilaku siswa yang menunjukkan cara, yaitu untuk menghormati orang lain ketika mengekspresikan pendapat, menghormati guru dan warga sekolah, berpakaian secara hati-hati sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk sekolah, menunjukkan ramah, wajah ramah dan tak berwajah, mengucapkan terima kasih ketika Anda telah menerima bantuan, misalnya setelah meminjam barang, duduk dengan hati-hati selama pembelajaran dan memperhatikan penjelasan guru, mengatakan salam pada pertemuan tersebut. guru, meremas tangannya dan mencium tangan guru / ibu sebagai tanda penghormatan.
Sikap terakhir adalah cinta lingkungan. Para siswa mampu menunjukkan perilaku cinta lingkungan, bahkan jika mereka tidak sebuah pusat perbelanjaan. Siswa masih membuang sampah di tempat sampah, membersihkan kelas sebelum pulang, mematikan keran air jika tidak digunakan dan hemat listrik dengan tidak menyalakan lampu pada siang hari. Siswa mengatakan salam ketika mereka bertemu guru, siswa juga menyapa sebelum masuk kelas. Setelah semua siswa masuk kelas, siswa berdoa bersama sebelum mulai belajar.
Dilanjutkan dengan budaya / konferensi tentang karakter mulia. Setelah konferensi, para siswa membaca menghafal surat-surat Al-Quran. Sikap jujur telah ditunjukkan bahkan jika itu tidak optimal. Selain itu, sikap tanggung jawab, perilaku menunjukkan siswa bertanggung jawab sendiri dan bertanggung jawab untuk kewajiban mereka sebagai mahasiswa. Dan kebijakan pemerintah terkait dengan pelaksanaan pendidikan moral harus dimasukkan sebagai dasar untuk menerapkan di sekolah sehingga pelaksanaan pendidikan moral dapat lebih maksimal. siswa Akhlak juga harus ditingkatkan dengan kepatuhan siswa dengan peraturan sekolah dan termasuk tujuan aturan diterapkan.
Dan juga mengharapkan semua sekolah untuk dapat menerapkan pendidikan moral ini, termasuk sebuah sekolah tingkat dasar. Karena itu sangat penting, pentingnya pendidikan moral yang diajarkan dari usia dini agar bisa terbiasa hingga dewasa nanti.
“Diam ku adalah perjalanan menuju diam mu,” Ridwan Suwandi, Mahasiswa Prodi PGSD 3C STKIP Muhammadiyah Kuningan.