Kuninganglobal.com — Pandemi COVID-19 yang mulai mewabah di Indonesia sejak awal tahun 2020 dan bahkan sampai dengan tahun 2021 sekarang ini, yang berdampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan. Berbagai peraturan yang diterapkan oleh pemerintah untuk mencegah penularan covid-19, yaitu salah satunya Social Distancing untuk keseluruhan masyarakat, dan sangat berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan terutama pendidikan.
Dalam aspek pendidikan, dengan adanya peraturan tersebut menyebabkan sistem pembelajaran harus berubah dari yang awalnya tatap muka menjadi pembelajaran berbasis digital atau yang biasa disebut saat ini yaitu sistem pembelajaran daring. Dalam sistem pembelajaran daring ini, para siswa dan pengajar dalam proses pembelajarannya mengunakan berbagai teknologi dan media internet lainya yang dapat digunakan dalam pembelajar secara jarak jauh, seperti komputer, handphone dan sebagainya.
Proses pembelajaran yang berubah menjadi sistem pembelajaran daring tidak mudah diterapkan begitu saja, banyak sekali permasalahan dan problem yang ditimbulkan dari adanya perubahan tersebut, baik dari ketersediaan fasilitas dan kesiapan diri setiap individu.
Selain permasalahan-permasalahan tadi ada satu problem yang menjadi dinamika permasalahan pembelajaran sistem daring saat ini, dimana sistem pembelajaran daring ini sangat berdampak terhadap psikologis anak.
Ada beberapa hal yang memicu permasalahan tersebut seperti, kebosanan dengan aktivitas di rumah, dan anak yang dituntut untuk belajar dirumah yang pastinya berbeda dengan di kelas. Sehingga hal ini bisa menimbulkan kondisi tertekan pada psikis anak, dan berpotensi menimbulkan permasalahan terhadap psikologis anak.
Sistem pembelajaran daring yang berbasis digital ini juga membuat kesulitan para anak dalam pembelajaran di rumah, karena anak dituntut untuk bisa mengunakan teknologi yang digunakan dalam belajar, sedangkan anak belum begitu menguasai bahkan mengeri dalam penggunaan berbagai media digital. Dan belum lagi akses internet seperti sinyal yang sulitpun menjadi permasalahan yang dirasakan oleh para anak yang membuat mereka kesulitan dalam belajar, sehingga ini memicu stres terhadap para anak dalam proses belajarnya.
Adapun tugas-tugas yang diberikan oleh guru selama pembelajaran daring, membuat para anak kesulitan dalam mengerjakanya karena kurangnya pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Sehingga kebanyak saat ini tugas-tugas sekolah anak banyak dikerjakan oleh para orang tua, yang kemudian dikhawatirkan nantinya akan berdampak ke depannya.
Tugas yang terus-terusan dikerjakan oleh orang tua akan berdampak pada sikap anak yang ketergantungan terhadap orang lain, sehingga memicu kurang kepercayaan diri terhadap anak dalam belajar dan bahkan anak akan menjadi malas belajar.
Selain itu permasalahan lainya yang ditimbulkan yaitu kurangnya keefektifan belajar, interaksi sosial menjadi terhambat, terjadinya keterlambatan perkembangan anak, dan hal-hal tersebut berpengaruh terhadap psikis anak.
Dalam menghadapai permasalahan yang ditimbulkan dari pembelajaran daring anak harus mendapat perhatian lebih dalam belajarnya. Dalam proses belajar anak harus dibimbing dan mendapat dukungan berupa dorongan motivasi dalam belajar sehingga anak akan merasa diperhatikan dan bersemangat dalam belajar.
Selain itu peran para orang tua yang memiliki kewajiban untuk membantu anak dalam belajar di rumah harus senantiasa dapat mengajarkan dan membimgbing anak untuk belajar dengan baik, seperti tidak menunda-nunda pekerjaan sekolah dan melatih kepercayaan diri dan mengajarkan perilaku-perilaku baik kepada setiap anak.
Penulis: Ratna mahasiswi PGSD 3A STKIP Muhammadiyah Kuningan