Opini  

Antara berJas Almamater dan Berkualitas Berkarakter

Kuninganglobal.com — Waktu tidak bisa ditarik ulur, keadaan tidak bisa ditawar, begitu pula kehidupan tidak bisa dikontribusi oleh kepintaran pengetahuan. Karena buktinya orang yang berpengetahuan tidak menjamin bisa sepenuhnya mengendalikan kehidupan.

Contohnya di Negeri ini anggota KPK bisa melakukan korupsi, dia berpengetahuan, dia tahu aturan, saking dia tahu aturannya dia dipercayai menjadi anggota dari KPK, tapi kenapa hal tersebut bisa terjadi? Ya mau bagaimana? Itu faktanya. Maka dari itu, bisa kita lihat bahwa orang yang pintar dengan pengetahuan kalau tidak desertai kejujuran, endingnya akan berlabuh juga dalam permasalahan kehidupan.

Setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi pasti mampu menghiasi dirinya dengan jas almamater, tapi tidak setiap mahasiswa mampu menghiasi dirinya dengan menjadi manusia yang berkualitas berkarakter. Yaitu, manusia sebagai hamba Allah yang beriman, berilmu pengetahuan berketerampilan, yang dapat memberikan manfaat dan dampak positif dalam kehidupan.

Menjadi mahasiswa terutama mahasiswa calon tenaga pendidik, kita harus mampu berusaha menjadi calon pendidik yang berkualitas dan berkarakter baik, dimana memiliki kualitas dan karakter baik, setidaknya kita bisa menularkan hal tersebut terhadap peserta didik kita. Dan manfaat dari berkarakter baik bisa kita rasakan untuk diri kita sendiri yaitu bisa mengantarkan diri kita ke masa depan yang baik.

Misal, alurnya kita mulai dari berdoa dan berkata-kata baik terlebih dahulu, sehingga nantinya akan membuahkan perbuatan baik, lalu perbuatan baik tersebut akan berubah menjadi kebiasan baik pula, maka kebiasaan baik itu akan menjadi karakter baik didalam diri kita, dan karakter baik tersebutlah yang akan mengantarkan kita kepada masa depan yang baik.

Dari modal diri kita berkualitas dan berkarakter baik, ketika nanti sudah tiba waktunya berprofesi, yaitu terjun langsung menjadi seorang pendidik, kita akan mampu berorientasi terhadap pemikiran bahwa  “pendidikan yang sebenarnya pendidikan bukanlah pendidikan yang sebatas penglahir insan berpengetahuan saja, namun pendidikan yang mampu melahirkan insan yang senantiasa mengaplikasikan pengetahuan dalam pengabdian dengan penuh keikhlasan dan kejujuran”.

Baca Juga:  Mengapa Pembelajaran Siswa Kurang Menarik? Ini Jawabannya

Dengan demikian, contoh spesifiknya kita paham bahwa kepintaran bukan satu-satunya hal yang dikejar dalam pendidikan, namun kejujuran lebih utama yang harus dilatih terus menerus dalam pendidikan. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter jujur pada peserta didik, karena dari karakter jujur tersebutlah yang akan menjadikan peserta didik  berbuat jujur dalam berbagai situasi keadaan, yang akan membantu mereka selalu merasa aman dan nyaman dalam  menjalani kehidupan.

Maka dari itu, dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan evaluasi pembelajaran sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pengajaran. Karena memang dari segi aspek pengajaran apapun, semua hasilnya tidak bisa diraba-raba begitu saja, apalagi diperkirakan. Dalam dunia pendidikan semuanya harus dipastikan dan harus bersifat seobjektif mungkin, terutama dalam penilaian. Sehingga tindak lanjut yang dilakukan akan sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk membantu mempermudah mencapai tujuan pendidikan.

Penulis: Susi Susanti, mahasiswi Prodi PGSD semester 3C STKIP Muhammadiyah Kuningan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *