Dewasa ini kita sering kali menemukan berbagai macam degradasi moral, terutama mengenai karakter para siswa yang semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya etika dan moralitas dalam pendidikan, seperti adanya tawuran antar pelajar, siswa yang bolos dari sekolah, bullying, siswa berbohong kepada guru dan orang tua, minum-minuman keras, narkoba, sex bebas, dan lain sebagainya.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang didapatkan siswa di sekolah ternyata tidak berdampak pada perilaku siswa. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran hanya mengajarkan pendidikan karakter sebatas teks dan juga disebabkan oleh faktor lain seperti lingkungan dan proses pembelajaran.
Sekolah dan guru memiliki tanggung jawab untuk mendidik siswa menjadi pintar dan memiliki karakter. Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik sehingga siswa tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja tetapi juga memiliki karakter yang baik. Tentu ini pun menjadi tugas kita sebagai calon pendidik.
Nah cara yang tepat untuk menanamkan pendidikan karakter diawali dengan kita paham bahwa masa depan peserta didik ada di tangan pendidik. Pentingnya penanaman pendidikan karakter di sekolah adalah untuk membentuk pribadi siswa agar menjadi orang yang memiliki moral yang tinggi, berakhlak mulia, serta dapat bersaing di era millenial saat ini.
Pendidikan karakter tidak hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, akan tetapi pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga siswa mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan tiga komponen, yaitu pengetahuan yang baik (good knowledge), perasaan yang baik (good feelings), dan perilaku yang baik (good action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan sikap dan perilaku peserta didik yang baik.
Penulis: Nurma Fitriani, mahasiswi semester 3A PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan