Kuninganglobal.com – Seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia, akan semakin banyak pula produksi barang untuk memenuhi kebutuhan itu, semakin banyak produksinya semakin banyak pula tipe kemasan dan bungkus yang dibuat sesuai dengan kebutuhan, hal ini akan berdampak pada semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Sampah yang ada tidak hanya berupa plastik, tetapi juga kertas, kaca, kain, kaleng dan lain sebagainya. Semakin banyak produk dengan kemasan plastik yang digunakan semakin banyak juga sampah plastik yang dihasilkan, hal itu menyebabkan semakin banyaknya jumlah sampah yang menumpuk, jika sampah-sampah itu dibuang ke sembarang tempat, maka akan berakibat tercemarnya lingkungan. Oleh karena itu pemerintah memberikan intruksi untuk mengadakan bank sampah yang bertujuan untuk mengelola sampah tersebut agar tidak mencemari lingkungan lagi.
Adanya bank sampah selain untuk mengelola sampah / limbah rumah tangga juga bertujuan sebagai penghasil produk bernilai tambah salah satunya dengan cara mendaur ulang sampah plastik, hal ini juga dapat membantu perekonomian bagi pengelolanya, selain itu juga diharap akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Dalam pengelolaan sampah di bank sampah tidak semua jenis sampah bisa di manfaatkan menjadi barang daur ulang ada juga sampah yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
Mahasiswa STKIP Muhammadiyah yang terdiri dari Dali Mutiara, Dewi Prasa, Hilmawafi Hilmatul Aliyah, Mutiara Hipni Hanip, Rini Islamiati, Silvi Nurhalifah dan Yuni Setiawati mahasiswa PGSD Semester 6 dengan Dosen Pengampu Ibu Rita Kusumah, M. Pd., melakukan observasi ke bank sampah yang bertempat di Jl. Sismak Pagerageung Tengah Ds. Pagerageung Kec. Pagerageung Kab. Tasikmalaya pada hari Kamis pukul 09.00 (22/03/23).
Bank sampah ini telah beroperasi selama 2 tahun lamanya yakni dari sekitar tahun 2020, dengan 4 orang pekerja yang bertugas sebagai pengelola. Tidak ada kriteria khusus dalam rekrutmen tenaga kerja, para pekerja tersebut adalah warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi. Di samping itu para pekerja biasanya bekerja selama 6 jam/hari, dimulai pada pukul 08.00-15.00 WIB dengan sistem gaji perbulan. “Salah satu tujuan saya membuka TPS ini adalah membantu membuka lowongan pekerjanan bagi masyarakat sekitar, untuk siapa saja yang ingin bekerja disini diperbolehkan karena perekrutan pekerja di sini tidak memerlukan kriteria khusus dan tidak memiliki batasan usia”. Ucap bapak Eddie Husein S.E.
Sampah yang telah di terima dari warga sekitar lalu di proses oleh para pekerja. Pada tahapan pertama sampah tersebut langsung di pilah dan di kelompokan sesuai jenis sampahmya atau biasa disebut dengan penyortiran. Kemudian jika sampah sudah di pilah dan tersusun dengan rapih maka sampah tersebut akan di kirim ke pabrik yang sudah menjadi mitra TPS tersebut. Waktu pengiriman sampah dari bank sampah ke pabrik adalah setiap 1 minggu sekali. Jenis sampah yang dikirim tidak selalu sama, sering kali sampah yang dikirim disesuaikan dengan permintaan dari pihak pabrik atau pihak penerima. Pengiriman sampah biasanya hanya dikirim ke pabrik yang ada di sekitaran Provinsi Jawa Barat saja.
Pengelolaan bank sampah ini memiliki beberapa keuntungan yang bapak Eddie Husein S.E, dan para pekerja peroleh, seperti dengan adanya uasaha bank sampah ini penghasilan yang didapat dari penjualan bisa mencapai harga Rp.2.000 / 1 kilo gram sampah yang dijual, jika setiap seminggu mereka mengirim 1 kuintal sampah plastik bagi satu pabrik bisa kalian hitung sendiri berapa penghasilan yang akan mereka dapat.
Ketika ditanya alasan kenapa bapak Eddie Husein S.E memilih membuka usaha bank sampah ini jawabannya yaitu “Karena disekitar daerah rumahnya belum ada yang mengelola sampah, sehingga saya memutuskan untuk mengelola sampah tersebut. Selain untuk menghasilkan lingkungan yang bersih dan sampah yang tidak dibuang di sembarang tempat, saya juga bisa mendapatkan penghasilan dari menjual sampah yang masih bisa di daur ulang” ujar beliau.
Dari penuturan diatas, dapat kita lihat betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga lingkungan kita. Bank sampah tidak hanya menjadi tempat untuk memilah dan mendaur ulang limbah, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan kesadaran lingkungan bagi masyarakat. Bank sampah mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengurangi jumlah limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Melalui observasi ini, kita juga dapat melihat bagaimana bank sampah berperan dalam memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Di beberapa tempat, bank sampah telah menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga setempat. Masyarakat dapat menjual limbah yang mereka kumpulkan ke bank sampah, sehingga mereka tidak hanya membersihkan lingkungan tetapi juga mendapatkan keuntungan finansial. Meskipun pastinya masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dan mendukung keberadaan bank sampah.
Marilah kita berupaya dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengelola limbah dengan bijaksana. Bank sampah menjadi salah satu solusi yang dapat kita terapkan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Dengan terus mengembangkan dan mendukung bank sampah, kita dapat mencapai lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari.
Berikut beberapa gambar tentang bank sampah tersebut.