“Dampak Peran Media terhadap Masyarakat Terkait Covid-19”
Akumulasi kasus positif Virus Corona (Covid-19) di Indonesia per Rabu (7/10) mencapai 315.714, dimana yang sembuh 240.291 orang dan meninggal 11..472.
Sebanyak 10 provinsi prioritas tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Selatan, dan Papua. Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan data peningkatan kasus positif Virus Corona di empat provinsi dari 10 prioritas pemerintah. Data tersebut merupakan hasil perbandingan dua minggu terakhir pada 21-27 September 2020 dan 28 September – 4 Oktober 2020.
Provinsi dengan kenaikan kasus positif ialah Aceh yang naik 12,2 persen, Bali naik 6,3 persen, dan Papua dengan kenaikan kasus positif 2,4 persen. Satu provinsi di pulau Jawa yakni Jawa Tengah juga mencatat kenaikan yaitu 1,3 persen. Sementara 6 provinsi lainnya mencatat penurunan kasus positif mingguan. Provinsi dengan penurunan tertinggi ada di Sumatera Utara dengan 3,9 persen.
Berdasarkan data 6 Oktober 2020, 10 Provinsi prioritas ini menyumbang kasus positif sebanyak 75,64 persen dari kasus nasional, atau sekitar 235 ribu kasus positif. Rata-rata kasus aktif di 10 provinsi sebesar 21,2 persen. (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201007142234-20-555469/update-corona-7-oktober-315714-positif-240291-sembuh).
Berdasarkan data dari situs Kemkes dan tim humas BNPB, Rabu (7/10/2020), dilaporkan ada tambahan kasus baru Corona sebanyak 4.538. Jadi total ada 315.714 kasus Corona sejak Maret 2020. Penambahan kasus tersebut didasari pemeriksaan spesimen sebanyak 44.212. Data ini dihimpun tiap hari per pukul 12.00 WIB. (https://news.detik.com/berita/d-5203483/tambah-4538-kasus-corona-di-ri-7-oktober-jadi-315714)
Total kasus konfirmasi positif virus Corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat, hari ini, Rabu 7 Oktober 2020, total kasus terkonfirmasi positif virus corona di Indonesia mencapai 315.714 kasus.
Jumlah tersebut bertambah sebanyak 4.538 kasus jika dibandingkan dengan data Selasa 6 Oktober 2020 kemarin. (https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-13808991/update-7-oktober-2020-positif-corona-di-indonesia-bertambah-4538-kasus)
Dari beberapa berita dari media diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi penambahan kasus Corona Viruspada hari Rabu (7/10/2020) di Indonesia, tercatat bertambah 4.538 kasus sehinga total kasus yang terkonfirmasi positif Corona Virusmencapai 315.714 kasus Corona sejak awal sampai tanggal (7/10/2020) pukul 12.00 WIB. Menurut saya sejak awal pandemik ini media selalu memberitakan tentang angka positif, angka kematian dan angka sembuh, sehingga masyarakat Indonesia itu bingung apakah Corona Virus ini benar adanya atau tidak. Dengan demikian masyarakat selalu merasa takut karena berita yang di publish dimedia itu selalu tentang angka tanpa dibarengi dengan edukasi terkait Corona Virus ini, hal demikian akan membuat masyarakat semakin takut terhadap Corona Virrus yang akan berdampak pada psikis manusia dan akan mengurangi sistem imun pada tubuh. Oleh karena itu peran media sangatlah penting dan salah satu sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang Corona Virus secara mudah dan cepat. Perlu program khusus berbentuk dokumenter yang menyoroti tenaga kesehatan, agar senantiasa meyakinkan masyarakat bahwa Corona Virus ini memang benar adanya dan tentu masyarakat akan semakin lebih waspada, selalu memperhatikan protokol kesehatan dan selalu menjaga kesehatan agar sistem imun pada tubuh itu tetap terjaga. Selain itu juga perlu edukasi tentang Corona Virus yang disampaikan oleh ahlinya dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan tentu dengan mengikuti perkembangan zaman agar konten yang di publish itu menarik perhatian sehingga masyarakat itu bisa memahami isi dari konten tersebut.
Banyaknya isu dan dinamika dari pemerintah terkait jumlah kasus yang ada di Indonesia, membuat masyarakat Indonesia juga resah dengan alhasil apakah pemerintah pada pihak kebaikan masyarakat ataukah keuntungan dari masyarakat itu sendiri. Tenaga kesehatan pastinya sudah bekerja dengan baik dan tentunya menjadi penolong di garda terdepan, tetapi di sisi itu menjadi sasaran empuk dinamika yang dibuat oleh pengatur negara. Banyaknya kontroversi yang membuat masyarakat kebingungan dan salah arah untuk mengikuti informasinya. Memang dinamika yang dijalankan sangat menohok sehingga banyak yang terkecoh dengan informasi-informasi yang ada. Jelas saja negara ini negara Indonesia tidah pulih-pulih karena sudah dicekoki oleh berita dan informasi yang tidak jelas faktannya dan bukti nyatanya.
Sayapun selaku mahasiswa geram atas terjadinya dampak-dampak ini, karena sangat banyak yang dirugikan. Apalagi informasi tentang Covid-19 ini berkaitan dengan mental masyarakat dan tentunya pada imunitas tubuh. Jikalau ini terus terjadi, maka permaslahan yang sedang marak terjadi ini tidak aka nada habis-habisnya. Selalu terus bertambah dan bertambah tiap harinya. Tidak ada perkembangan yang membaik, selalu terjadi penambahan kasus tiap harinya bahkan tiap waktunya. Selain itu, banyak mitos yang marak di kalangan masyarakat terutama pada kalangan menengah kebawah. Informasi yang hoax saja langsung dipercayai dan dilakukan. Belum lagi keadaan ekonomi di Indonesia yang semakin memburuk, sampai terjadinya ketidakstabilan. Dari kalangan yang atas sampai bawah merasakan tidak stabilnya ekonomi di Indonesia. Peran psikologis terhadap masyarakat juga ini menjadi sorotan, karena adanya berita hoax dimana-mana masyarakat merasakan cemas, panik, dan ketakutan. Banyak oknum-oknum yang tak bertanggung jawab atas pemberitaan itu. Jadi menurut saya tidak semuanya karena covid-19 tetapi karena kecemasan masyarakat itu sendiri, dan penyebab yaitu melihat dan mendengar berita hoax. Mengenai psikologis tentunya berkaitan juga dengan kesehatan mental. Dikarenakan semua kegiatan berpindah kepada daring atau dalam jaringan, yang menuntut kita semua harus terbiasa berkegiatan secara onine. Tentunya ini seperti syok seketika yang biasanya secara langsung atau tatap muka, sekarang harus beradaptasi pada daring. Mental seseorangpun pasti terganggu karena adanya peralihan perilaku dan kebiasaan.
Media salah satu akses tercepat di dunia, informasi-informasi dari seluruh pelosok terutamanya di negeri ini cepat tersebar luas. Tatkala masyarakat juga sangat mudah mempercayai media yang ada, mungkin karenanya kurang edukasi dan belum bisa memilah dan memilih informasi yang akurat. Dan pada akhirnya medialah yang salah untuk menyebar luaskan informasi, atau dibungkamnya oleh para oknum-oknum tertentu, atau bahkan memang sengaja memanipulasi informasi dan data agar seperti pemerintah yang sama-sama mencari keuntungan. Dengan demikian kita tahu bahwasannya seseorang akan terpengaruh dari informasi yang bisa tersebar luas secara cepat, walaupun entah informasi tersebut valid atau fakta dan tidak benar.
Maka dari itu saya pribadi berharap kepada pihak yang terkait untuk memberikan informasi yang valid bagi pemberi informan, dan bagi pembaca atau readers untuk memilah memilih dengan teliti. Semoga kedepannya oknum-oknum terkait bisa secara lugas dalam tugasnya dan penulis dalam media agar media dapat bersikap independen, tidak beritikad buruk, menempuh cara yang profesional dalam memberi informasi, menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, tidak menyiarkan berita berdasarkan prasangka. Lalu menemukan cara agar kita semua beradaptasi secara perlahan dan terbiasa dengan keadaan seperti ini.