Skip to content
Kuninganglobal.com – Tangan-tangan muda tak pernah kehabisan energi. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Al Ihya (UNISA) Kuningan tak tinggal diam melihat banjir bandang menyapu Sukabumi dan Cianjur.
Dari tanggal 10 hingga 17 Desember 2024, mereka turun ke jalan. Selama tujuh hari penuh, di setiap lampu merah Kuningan, tangan-tangan mahasiswa menyodorkan kardus. “Untuk korban banjir, Kang. Neng. Sekedarnya saja,” kata mereka. Tidak berteriak. Tidak memaksa. Tapi mengetuk.
Gerakan yang diberi tajuk “Sinergi untuk Peduli: Bersama Meringankan Beban Korban Banjir Bandang di Sukabumi dan Cianjur” ini melibatkan seluruh elemen kampus. Mulai dari UKM, HIMA, hingga para aktivis kampus lainnya.
Presiden Mahasiswa BEM UNISA, Andri Andriyana, tersenyum lega ketika disapa di tengah aksinya, Sabtu (14/12/2024). “Alhamdulillah, respon dari masyarakat luar biasa. Para pengendara berhenti sebentar, merogoh kantong, dan menyisihkan yang bisa disisihkan.”
Bagi Andri, ini bukan sekadar kegiatan kampus. Ini panggilan nurani. “Bencana datang tanpa undangan. Korban pasti butuh uluran tangan. Ini bentuk solidaritas kecil kami. Semoga bisa membantu,” ujarnya.
Aksi mahasiswa ini tidak berhenti pada soal uang. Lebih dari itu, mereka ingin menggugah kesadaran publik. Bahwa setiap dari kita punya tugas moral: saling bantu.
Dana yang terkumpul memang tidak akan menghentikan banjir. Tapi, mungkin bisa membuat satu keluarga bernapas lebih lega. Bisa jadi, sekotak nasi atau selimut dari hasil donasi mahasiswa Kuningan ini sampai di tangan yang tepat.
Seperti kata Andri, “Bukan jumlahnya. Tapi rasa pedulinya.” (Gun)
