Kuninganglobal.com — Kamu yakin dengan membuang sampah pada tempatnya saja itu sudah cukup untuk menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan? Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat volume sampah di Indonesia mencapai 18,2 juta ton/tahun. Sampah yang terkelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton/tahun atau 72,95%. Hal ini terjadi karena masih terbatasnya daya tampung tempat pembuangan sampah baik Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ataupun Tempat Penampungan Sementara (TPS), hingga kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah.
Seorang warga desa Sukamulya Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan yaitu Bapak Andri, yang memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan dengan inisiatifnya beliau mendirikan Tempat Pemrosesan Sementara (TPS) tentu saja hal itu mendapat dukungan dari masyarakat terutama warga yang belum mendapat pekerjaan. Ya, selain menjadi salah satu upaya dalam menjaga lingkungan TPS ini juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk sebagian warga.. Warga yang bekerja di TPS tersebut mendapat upah senilai 80.000/hari.
Tidak hanya itu, adanya bank sampah atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Desa Sukamulya ini sangat memberikan keuntungan bagi warga sekitar yaitu berupa lingkungan yang bersih, mempunyai tabungan sembako hari raya serta dapat mempererat tali silaturahmi antar warga. Karena dalam pengolahannya, sampah yang sudah dipilah itu dikirimkan ke pabrik pengolahan untuk dijual. Lalu omset yang didapatkan dalam perhari itu biasanya mencapai 700.000. Sehingga uang dari hasil sampah tersebut nantinya akan di simpan di koperasi untuk keperluan warga dan bisa juga ditukar menjadi sembako hari raya. Diantara hasil pengolahan sampah yang dapat dijual yaitu seperti tas yang terbuat dari plastik saset kopi, vas bunga dari botol bekas, kemudian untuk sampah kertas menggunakan kertas koran yang dibuat menjadi kerajinan anyaman.
Menurut pak Andri dari sanalah terbukti bahwa hanya dari sampah pun dapat menjadi berkah dan dari sampah dapat menjadi potensi dalam melakukan kebaikan. Pak Andri melanjutkan tujuan adanya bank sampah atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) ini yaitu agar tidak adanya sampah yang menumpuk dan tidak terjadinya lingkungan yang kumuh.
Dalam melakukan pengelolaan sampah pak Andri dan petugas yang lain akan melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu. Pemilahan sampah dinilai sangat berperan penting karena dari sinilah kita tahu apa jenis sampah tersebut (organik atau anorganik), sehingga memudahkan mereka untuk melakukan pengelohan sampah yang tepat sesuai jenisnya. Tahapan selanjutnya yaitu penimbangan, tahapan ini memudahkan petugas untuk mengetahui berat dari sampah tersebut. Selanjutnya tahapan yang terakhir yaitu pengecekan ulang, pada tahapan ini petugas melakukan pengecekan kembali untuk memeriksa apakah sampah sudah dipilah dengan baik atau belum.
Dalam upaya menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan menurut pak Andri mengatakan jika seluruh masyarakat itu mempunyai peran penting dalam menjaga bumi. Nah selanjutnya langkah terkecil apa si yang bisa dilakukan oleh semua masyarakat dalam upaya melestarikan bumi ini? Menurut pak Andri langkah terkecil yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam upaya menyelamatkan bumi adalah dengan cara memiliki kesadaran dan tanggung jawab dalam melakukan pemilahan sampah. Seperti yang telah dipaparkan diatas jika pemilahan sampah dapat memudahkan para petugas TPS untuk melakukan pengolahan sampah ke tahapan selanjutnya. Bayangkan dari volume sampah di Indonesia yang mencapai 18,2 juta ton/tahun, sampah yang terkelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton/tahun atau 72,95% saja. Ternyata salah satu faktornya adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah.
Pada akhirnya dampak negatif sampah yang tidak dikelola dengan baik akan kita rasakan dan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup kita dan generasi penerus kita. Berikut ini dampak dampak akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik contohnya seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, tanah longsor, banjir dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana sih cara memilah sampah itu? Dalam hal ini pak Andri juga mengatakan pemilahan sampah bisa dilakukan dirumah, cara dengan kita menyiapkan dua tempat sampah, satu digunakan untuk sampah organik dan yang satu digunakan untuk sampah anorganik.
Pemilahan sampah di TPS desa Sukamulya kecamatan Cigugur dinilai sudah sangat baik, pihak TPS juga selalu menghimbau kepada masyarakat desa Sukamulya agar bijaksana dalam memilah sampah rumah tangga yang bisa dilaksanakan dirumah masing-masing. Selain itu harapan dari pak Andri yaitu semoga TPS Desa Sukamulya Kecamatan Cigugur ini bisa lebih berkembang jauh lebih baik lagi, karena selain yang berdampak pada kesehatan lingkungan, TPS ini juga menjadi harapan sebagian warga untuk mencari rezeki.
Adapun harapan dari kami selaku penulis dan sebagai mahasiswa dalam mewujudkan salah satu peran mahasiswa sebagai Agen of Change. Kami sangat berharap dengan adanya artikel ini semoga banyak masyarakat yang membaca sehingga mampu menggerakkan mereka untuk lebih menjaga lingkungan. Selain itu, semoga pemerintah juga memperhatikan lagi kesejahteraan para pekerja TPS yang perannya sangat penting sekali dalam mengelola lingkungan.
Sumber: Dudi Irawan Falah Miftahul Faridah, Ilma Sita Febriani, Papat Siti Fatimah, Shelma Oktavia (Mahasiswa Aktif PGSD Semester 6A STKIP Muhammadiyah Kuningan).