Kuninganglobal.com — Guna tingkatkan pemahaman politik, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Muhammadiyah Kuningan selenggarakan kajian dengan mengusung tema “Pentingnya Pemahaman Politik bagi Mahasiswa”, pada Jumat (13/9/2024) berlangsung di Foodcurt UM Kuningan yang menghadirkan narasumber Dosen program studi Hukum dan perwakilan mahasiswa yang tergabung dari organisasi UNIKU dan UNISA.
“Mahasiswa sebagai akademisi ditekankan oleh ketajaman argumentasi. Berbicara yang berhubungan dengan politik, maka hilangkan rasa takut dan tetap percaya diri. Politik itu bisa dikatakan mendistibusikan kesejahteraan masyarakat dari penyelenggaraan pemerintahan, dan politik itu pun bisa dikatakan bisnis. Maka dari itu ada hubungan dengan kehadiran bisnis, politik dan wewenang akan terjadi atau hadirnya hukum,” pungkas Yogi Muhammad.
Disambung oleh Shena Alsadat, “mahasiswa adalah miniatur negara. Sesuai dengan peran dan fungsi mahasiswa sebagai Agen of change dan social control. Dengan hal ini, mahasiswa harus berani berbicara tentang ketidakadilan. Pentingnya pemahaman terhadap politik tentu supaya mahasiswa paham tentang peta perpolitikan. Sudah terbayangkan jika mahasiswa acuh tak acuh maka negara bisa saja hancur. Oleh karena itu, mahasiswa harus berperan aktif dan paham tentang politik,” tuturnya.
Pemateri pada kajian tentang politik menghadirkan Dosen Program Studi Hukum, Hamdan Purnama, S.H., M.H., beliau mengatakam bahwa pendidikan politik itu penting. Dengan pemahaman terhadap politik, mahasiswa mampu untuk maju dan melawan ketidakadilan, memahami etika serta strategi perpolitikan, bahkan mampu memfilter informasi-informasi di zaman sekarang yang banyak tersebar pada media sosial dan lain sebagainya.
Kegiatan ini diselenggarakan terbuka untuk setiap diskusi yang mencerdaskan dan mencerahkan pikiran mahasiswa terhadap politik. Sehingga dengan pemikiran kritis dari mahasiswa diharapkan dapat membangun Indinesia ke arah yang lebih baik.
“Politik tidak akan berjalan dengan baik jika didalamnya ditanamkan sikap emosional yang tinggi. Namun, politik akan berjalan dengan baik jika didalamnya ditanamkan sikap yang baik, dibaluti oleh ketenangan. Majulah tanpa mengurangi etika berpolitik,” tegas Hamdan.
Pertemuan dengan cakupan pembahasan yang luas oleh pemateri, hal ini pun menghasilkan banyak curahan pemikiran dari mahasiswa terkait perpolitikan sampai pada hal paradigma rakyat yang sudah kotor terhadap politik. Maka dari hal ini diperlukan mahasiswa sebagai upaya suatu perubahan paradigma dalam membawa nama baik politik yang sudah kotor dalam arti lain mahasiswa sebagai power of control. Disamping itu terkait primordial politik yang dimana sebagai pemecah gagasan dasar dalam negara untuk menguasai suatu negara.
“Ada saja yang mempermasalahkan perihal politik dengan agama, dalam arti ketika seseorang memiliki latarbelakang agama yang kuat dan bergelut di dunia politik tetapi hal ini malah dijadikan perbincangan. Yang sebenarnya agama merupakan bagian dari politik, namun pada zaman sekarang keterbalikan akan itu,” ucap Syahrul.
Beliau pun menyampaikan dengan hal tersebut maka diperlukanlah pendekatan dalam membersamai akan suatu perbedaan pandangan/ideologi. Kiat dalam menyelenggarakan kesadaran berpolitik kenegaraan bagi warga negara perlu dengan kolaborasi pentahelix: atas-bawah.
Pemahaman dalam urgensi berpolitik untuk warga negara, oleh sebab itu mahasiswa memang diharuskan dalam pemberdayaan politik di masyarakat untuk menumbuhkan suatu kebudayaan politik yang baik. Perlu diketahui pula dalam menumbuhkan kesadaran berpolitik memang diawali dengan kesadaran dari diri sendiri.
Hamdan Purnama, S.H., M.H., “dalam rangka menumbuhkan kesadaran berpolitik memang harus ada suatu gerakan mengajak dan membersamai masyarakat untuk berpolitik dan diawali dengan implementasi etika berpolitik,” tambahnya. (Deliya dan Topan)