Kuningan, Walapatra.com – Anda merasa jenuh, bahkan stres karena harus di rumah saja, tak heran banyak orang mulai mencari ide atau cara agar tidak bosan dan tetap produktif pada masa pandemic Covid-19.
Kini banyak hobi baru mulai bermunculan, salah satunya termasuk budidaya tanaman hidroponik. Trend berhidroponik sendiri semakin marak karena bisa dikembangkan menjadi hobi baru, bahkan dapat menghasilkan.
Salah satunya dilakukan oleh Euis Sugihartini, mahasiswi tingkat akhir STKIP Muhammadiyah Kuningan, tengah asyik mengembangkan hobi barunya yaitu budidaya tanaman hidroponik. Bahkan dimasa pandemic ini dirinya sudah berhasil membudidayakan jenis tanaman, diantaranya sawi, terong ungu, paprika dan salada merah.
Mahasiswi jurusan PG-PAUD ini, ternyata aktif di HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia) Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, dan Euis dipercaya sebagai wakil ketua Himpaudi Kec. Kuningan.
Tak heran, pengalaman dan ilmu barunya dalam budidaya tanaman hidroponik, sudah berkali-kali ia bagikan khususnya kepada para guru PAUD dan ibu-ibu PKK di Kec. Kuningan, yakni dalam bentuk pelatihan tanaman berhidroponik.
“Target awal adalah memperkenalkan sistem berhidroponik dulu, terus promosi hasil panen. Jadi kalau panen biasanya saya ngundang teman-teman buat ngambil tanaman sendiri di kebun,” ungkap Euis kepada walapatra.com (30/9/2020)
Hidroponik sendiri adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Keunikan dari sistem hidroponik sendiri adalah pada media tanam yang digunakan. Media tanam ini umumnya menggunakan pipa PVC, gully atau bahkan bisa dengan botol plastik bekas.
Namun Euis mengingatkan perlu keseriusan jika ingin mulai usaha berhidroponik, karena ada beberapa teknik yang perlu dipelajari secara detil.
Umumnya, teknik yang digunakan untuk berhidopronik yaitu NFT (Nutrient Film Technique) dengan memperhitungkan genangan air.
Selain itu kualitas bibit yang akan ditanam, bagaimana cara semai bibit tersebut, kapan waktunya pindah tanam, faktor nutrisi yang diperlukan, kandungan pH dalam air. “Banyak sekali. Saya juga masih belajar,” imbuhnya lagi.
Tak hanya sebagai sosok perempuan yang aktif di dunia pendidikan, tapi perempuan asal Desa Sakerta Timur Kec. Darma Kuningan itu ternyata memiliki jiwa entrepreneur, atau memiliki jiwa bisnis yang dikembangkan di rumahnya, yakni bisnis catering, balandongan, sound system, dan sekarang sedang mengembangkan bisnis budidaya hidroponik. [asa]