Pengajian Ramadhan UM Kuningan: Sabar, Jujur, dan Ikhlas Kunci Keberhasilan

Kuninganglobal — Suasana di Masjid Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Kuningan (UM Kuningan) terasa lebih hangat dari biasanya. Dosen, staf, dan pimpinan kampus berkumpul. Ada pengajian Ramadhan. Sekaligus buka puasa bersama. Senin (24/3/2024)

Acara ini terasa istimewa. Bukan hanya karena dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si., sebagai pembicara utama. Tapi juga karena ada momen apresiasi. Mahasiswa berprestasi mendapat penghargaan. Mulai dari juara MTQ kategori kaligrafi, lomba nyanyi dan puisi tingkat nasional, hingga penyerahan piagam penghargaan festival renang. Tak berhenti di situ, ada juga pembagian sembako dan santunan bagi fakir miskin serta dhuafa.

Rektor UM Kuningan, Dr. Apt. Wawang Anwarudin, M.Si., membuka acara dengan refleksi. Kampus ini masih dalam masa adaptasi setelah merger. Prosesnya tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi.

“Kalau dalam perjalanan satu semester ini masih ada kekurangan, mohon maaf,” ujarnya. Tapi ia optimistis. UM Kuningan akan terus berkembang. Bisa menjadi kampus unggul di wilayah Kuningan.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kuningan, Ust. Dadan Rohmatun, Lc., menegaskan bahwa kampus Muhammadiyah harus tetap menjadi pusat penguatan nilai-nilai Islam dan persyarikatan.

Prof. Dadang Kahmad dalam tausiyahnya berbagi kunci mengelola kampus agar terus maju. Yang pertama: sabar. Tidak ada kemajuan yang instan. Mengelola perguruan tinggi itu penuh tantangan. Tapi kalau dilakukan dengan sabar, semua ada jalannya.

Kedua, jujur. Kampus harus transparan dalam segala hal. Keuangan, akademik, hubungan antara mahasiswa dan dosen. Tanpa kejujuran, kepercayaan akan hilang.

Ketiga, taat aturan. Dunia akademik punya sistem yang harus ditaati. Tidak bisa asal jalan. Semangat saja tidak cukup.

Keempat, dermawan. Bukan sekadar soal memberi harta, tapi juga ilmu. Dosen dan tenaga kependidikan harus punya jiwa berbagi. Tidak hanya mengajar di kelas, tapi juga membimbing mahasiswa dengan penuh keikhlasan.

Baca Juga:  Semarak 17 Agustus RT 24 Perumahan Quanta 2 Bayuning: Berbagai Perlombaan, Hiburan, dan Live Musik

Dan yang terakhir: ikhlas. Ini yang paling sulit, tapi juga paling penting. Ketika seseorang bekerja dengan niat ibadah, semuanya terasa lebih ringan.

Oh ya, ada satu lagi. Selalu merasa bersalah. Maksudnya? Muhasabah. Introspeksi diri. Jangan cepat puas. Jangan merasa sudah cukup baik. Justru ketika seseorang merasa sempurna, di situlah awal kejatuhan.

Pengajian ini bukan hanya acara rutin. Ada pesan besar di dalamnya. Bahwa membangun kampus tidak sekadar soal fasilitas dan akademik. Tapi juga soal karakter. Kejujuran. Keikhlasan.

UM Kuningan masih dalam perjalanan. Masih terus bertumbuh. Tapi dengan sabar, jujur, dan ikhlas, optimis kampus ini bukan hanya jadi yang terbaik di Kuningan. Bisa jadi lebih dari itu. (Gun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!

Depo 25 Bonus 25

Mahjong Slot

https://koleksi.upmk.ac.id/lib/mahjong/